Senin, 23 Januari 2012

Koperasi simpan pinjam yang ramah


Dari judul di atas, mungkin sebagian dari kita agak penasaran dengan isi artikel ini. Dikarenakan ada kata “ramah”. Nah, di sini akan dijelaskan bagaimana maksud dari koperasi yang “ramah” tersebut. Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam atau biasa disebut KSP di Indonesia memang tak dapat lepas dari sejarah dan perkembangan koperasi secara umum di Tanah Air. Usaha simpan pinjam telah menjadi basis utama kegiatan koperasi yang menjadikan koperasi terus bertahan dan berkembang tak lekang dimakan jaman. KSP bahkan menjadi tujuan utama pelaku usaha mikro dan kecil dalam mencari sumber pembiayaan yang "ramah" dan mudah di jangkau tanpa syarat berbelit dengan asas kekeluargaan "serasa milik sendiri". Hingga detik ini berkembang pameo ketika menyebut koperasi, orang akan dengan mudah tercitrakan koperasi sebagai tempat meminjam uang.
Padahal sejatinya usaha koperasi tidak melulu terpatok pada usaha simpan pinjam. Namun demikian kuatnya usaha simpan pinjam sebagai basis kegiatan koperasi menjadikan kegiatan itu lekat menjadi citra koperasi di Indonesia. Tidak heran bila kemudian, jumlah koperasi simpan pinjam di Indonesia mendominasi keseluruhan koperasi yang ada di Tanah Air.

Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM mendata jumlah koperasi mencapai 186.987 unit dengan anggota sebanyak 30.479.955 orang. Dari jumlah itu, KSP berkembang hingga 71.365 unit dengan total pemberian pinjaman Rp9,5 triliun dah mampu melayani 6.125.766 anggota. Data tersebut dinilai mampu menggambarkan KSP sebagai lembaga keuangan mikro yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai lembaga intermediasi di sektor keuangan bagi UMKM.


Sumber : Harian Terbit
              depkop.go.id

Produk Unggulan Koperasi dan UKM Wanita ASEAN, Telah Dipamerkan


Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggelar ASEAN Women Cooperative and SMEs EXPO 2011 di Cendrawasih Room, Main Lobby Jakarta Convention Center. Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini melibatkan hampir seluruh anggota ASEAN minus Kamboja untuk memamerkan produk-produk unggulan yang berasal dari koperasi wanita dan UKM wanita. "Kami berharap, kegiatan ini dapat memotivasi para pelaku Koperasi dan 1 TCM wanita baik dalam hal pengem-bangan produk maupun dalam hal pengembangan kemitraan," ujar Neddy Raflnaldy Halim, Depud Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM. Neddy juga menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan penting lainnva untuk Asia Tenggara, yakni ASEAN Summit 2011 dan juga menyemarakkan SEA Games yang saat ini sedang berlangsung di Jakarta dan Palembang. "Kegiatan ini juga merupakan langkah awal dalam mewujudkan ASEAN Community tahun 2015," tambah Neddy. Kemenkop dan UKM telah menyediakan bootsboots untuk digunakan oleh 319 peserta yang nantinya akan menempati beberapa zona seperti zona furnitur, interior, rotan, zona gerabah, keramik, zona fashion dan aksesoris, zona batik, zona busan muslim, dan beberapa zona lainnya. Pameran yang dilaksanakan selama empat hari ini ditargetkan akan menarik minal sekitar 10 ribu pengunjung, dengan angka transaksi 20 miliar.
Sumber : Jurnal Nasional
              depkop.go.id

Koperasi Wanita Siap Menembus Asean Community


Pastinya sebagai wanita setelah membaca judul artikel ini lebih tertarik untuk membacanya, karena koperasi ini dinamakan koperasi wanita J. Dengan diberlakukannya Asean Community pada 2015 mendatang sepertinya akan menjadi peluang besar bagi pengembangan pasar produk koperasi dan UMKM Indonesia ke depan, nantinya mancanegara hanya akan mengenal produk ASEAN, namun dengan ciri khas masing-masing negara anggota. Intinya, untuk menciptakan pasar bersama menembus trade barrier di kawasan lain.

Untuk tujuan tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM akan menggelar pameran berskala internasional dengan peserta khusus dari kalangan pengusaha wanita, bertajuk ASEAN Women Cooperative And SMES Expo 2011. Pameran ini melibatkan sembilan negara ASEAN, termasuk Indonesia yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan.

Dijelaskan bahwa  pameran yang baru kali pertama ini akan dievaluasi dan dikaji untuk kemungkinan diagendakan secara rutin setahun sekali, kalau hasilnya baik. Namun Neddy membantah, jika keputusan ini dinilai sebagai sikap pesimis. Karena baru kali pertama, lanjut Neddy, tentu perlu namanya evaluasi dan kajian lebih mendalam. Supaya pada pelaksanaan berikutnya bisa maksimal dan berhasil baik. "Nada pesimistis karena waktu mempersiapkan acara ini, kami sempat mengirim delegasi untuk mendatangi Negara-negara yang sekarang jadi peserta ini. Delagasi itu menawarkan untuk menjadi peserta bahkan member gratis biaya both alias stan pameran dan kamar akomodasi peserta asal berkenan hadir," ungkap Neddy.

Tapi, lanjut Neddy, kalau nanti mereka merasakan manfaat dari mengikuti pameran ini, berikutnya mungkin hanya pemberian biaya both saja yang gratis. Akomodasinya tidak lagi. Jadi bukan pesimis, tapi butuh evaluasi. Hasil evaluasi ini, nanti disampaikan sekaligus sebagai informasi akan kondisi pameran kepada kementerian terkait pada negara masing-masing. Sambil mengajak untuk berpartisipasi," ujarnya.

Neddy juga mentargetkan nilai transaksi sebesar Rp20 miliar selama empat hari pameran dan jumlah pengunjung sebanyak 10 ribu. Target ini dinilai realistis. Karena sebenarnya bukan hanya ritel atau perdagangan, tapi juga order bagi peserta dan buyer, terutama dari luar negeri.

Ditambah lagi, sebenarnya para peserta pameran sudah melakukan komunikasi antar pengusaha UKM di Negara-negara ASEAN itu "Mereka mengatakan, pameran khusus pengusaha wanita dan produk koperasi ini dibangun sebagai bagian media realisasi komitmen di antara mereka. Sehingga tinggal semacam konfirmasi saat pelaksanaan nanti untuk melihat dan bertukar informasi maupun pengalaman tentang produk yang dikembangkan masing-masing," ujar Neddy sambil merinci, umumnya Negara lain memamerkan produk tenun, kerajinan perhiasan, dan kerajinan tangan berupa asesoris, dan sejenisnya. 

Sumber : Harian Ekonomi Neraca

              depkop.go.id

SISTEM NILAI TUKAR TETAP YANG BERLAKU DI INDONESIA


Saat penat menghiasi saya saat mencari jawaban dari mata kuliah saya, ternyata saya menemukan artikel yang tepat, yaitu mengenai “Perkembangan Kebijakan Sistem Nilai Tukar di Indonesia

Sejak periode 1970 hingga sekarang, sistem nilai tukar yang berlaku di Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali,  yaitu Sistem Nilai Tukar Tetap, Sistem Nilai tukar Mengambang Terkendali, dan terakhir Sistem Nilai tukar Mengambang Bebas.

1.     Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar tetap ( fixed exchange rate ) dimana lembaga otoritas moneter menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi.  Bila terjadi kekurangan atau kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah, maka dalam hal ini akan mengambil tindakan untuk membawa tingkat nilai tukar ke arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh otoritas moneter bisa berupa pembelian ataupun penjualan valuta asing, bila tindakan ini tidak mampu mengatasinya, maka akan dilakukan penjatahan valuta asing (Hendra Halwani, 2005).
Sistem nilai tukar tetap yang berlaku di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 1964 dengan nilai tukar resmi Rp 250/US Dollar, sementara nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar Rupiah per US Dollar di bursa valuta asing Jakarta dan di pasar internasional.
Pemerintah Indonesia telah melakukan devaluasi sebanyak tiga kali yaitu yang pertama kali dilakukan pada tanggal 17 April 1970 dimana nilai tukar Rupiah ditetapkan kembali menjadi Rp 378/US Dollar. Devaluasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp 415/US Dollar dan yang ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625/US Dollar. Kebijakan devaluasi tersebut dilakukan karena nilai tukar Rupiah mengalami overvaluated sehingga dapat mengurangi daya saing produk-produk ekspor di pasar internasional.

2    Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Nilai tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valuta asing, biasanya sistem ini diterapkan untuk menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran.
Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan bersamaan dengan kebijakan devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %. Pada sistem ini nilai tukar Rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread (Teguh Triyono, 2005).
Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di Indonesia, nilai tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya terus mengalami depresiasi terhadap US Dollar. Nilai tukar Rupiah berubah-ubah antara Rp 644/US Dollar sampai Rp 2.383/US Dollar. Dengan perkataan lain, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar cenderung tidak pasti.

3    Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas
Nilai tukar mengambang bebas, dimana pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nilai tukar diserahkan pada permintaan dan penawaran valuta asing. Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk mencapai penyesuaian yang lebih berkesinambungan pada posisi keseimbangan eksternal (external equilibrium position. Tetapi kemudian timbul indikasi bahwa beberapa persoalan akibat dari kurs yang fluktuatif akan timbul, terutama karena karakteristik ekonomi dan struktur kelembagaan pada negara berkembang masih sederhana.Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas ini diperlukan sistem perekonomian yang sudah mapan (Eric Yuliana, 2000).
Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada periode 1997 hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang melanda Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat.
Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.

Posted on September 23, 2009 by Putra
(maaf untuk owner artikel ini, saya lupa mencatat sumbernya ^^v)

Selasa, 10 Januari 2012

Potensi koperasi dan UKM Jabar besar


Ternyata di wilayah Jawa ini terdapat koperasi yang memiliki potensi besar yaitu provinsi Jawa Barat yang memiliki kekuatan pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah nomor dua di Indonesia setelah Jawa Timur, didukung oleh misi peningkatan daya beli dan ketahanan pangan melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal. Bisa acungkan 2 jempol untuk Jawa Barat, dan cukup bangga juga karena saya sendiri tinggal di Jawa Barat.


Misi ini sesuai dengan rencana pembangunan jangka pendek 2005-2025 serta rencana pembangunan jangka menengah 2008-2013. Sasaran lain Jabar melalui koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) adalah meningkatkan peran kelembagaan dan permodalan. Maka dari itu diharapkan pemerintah Jabar dpat lebih mengasah kembali potensi besar tersebut supaya koperasi di Jabar dapat lebih maju lagi dan dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Adapun kebijakan Pemprov di bidang KUMKM, memperkuat kelembagaan dan usaha, kapasitas SOM, sistem pembiayaan, dan peluang pasar sektor riil sejalan dengan perkembangan dunia usaha menuju pemberdayaan ekonomi lokal berdaya saing. 

Sumber : Bisnis Indonesia

Kemenkop Tawari Koperasi Gunakan Sram/Ritel UKM Mart


Untuk menggapai koperasi yang lebih baik dan lebih maju, berbagai pendapat pun ditujukan termasuk salah satunya yaitu dengan menggunakan brand “lain”. Sebagai buktinya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menawarkan koperasi yang potensial untuk menggunakan brand toko ritel mandiri bernama UKMMart. Brand UKM Mart baru telah diluncurkan pada November 2011 kemarin. Diharapkan akan menjadi solusi bagi persoalan dikotomi antara ritel modern dengan ritel tradisional. Supaya dengan brand yang baru ini, koperasi dapat lebih dikenal lagi dan bisa lebih dipandang lagi serta bisa lebih dimanfaatkan lagi oleh masyarakat sekitar.

Kemenkop pun terus berupaya mendorong anggota koperasi untuk mengembangkan kualitas produknya agar bisa masuk ke jaringan toko ritel modern. Oleh karena itu, pihaknya mengembangkan brand secara mandiri bernama UKM Mart dengan tag line "Toko Koperasi Kita". Untuk saat ini, sudah ada pihak yang mendistribusikan brand ini kepada 84 warung serba ada (waserda) koperasi di 22 provinsi sebagai proyek uji coba.

Dengan menggunakan brand UKM Mart, maka waserda koperasi mendapatkan fasilitas pelatihan manajemen yang lebih baik. Pemerintah akan membantu Rp 65 juta per toko koperasi untuk keperluan pelatihan manajemen hingga peralatan yang dibutuhkan agar memenuhi standar UKM Mart. Tahun2011 kemarin sudah dialokasikan Rp 5,5 miliar untuk mendorong pengembangan UKM Mart yang tersebar di 22 provinsi. 

Sumber : Republika

Masuk 3 Besar Asia, Koperasi RI Belum Mendunia


Selain kabar baik koperasi seperti artikel di bawah, ternyata ada kabar kurang baik yang didapat dari koperasi di negri tercinta kita ini. Karena dilihat secara jumlah, koperasi di Indonesia masuk dalam tiga besar di Asia. Namun jika dibandingkan dari sisi skala usaha, koperasi di Indonesia belum ada yang mampu menembus JUO besar koperasi di dunia. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat total jumlah koperasi di Indonesia mencapai 186.987 unit usaha dengan anggota 30.479.955 orang. Sementara jumlah koperasi simpan pinjam/koperasi jasa ke uangan (KSP/KJK) berkembang hingga 71.365 dengan tolal pinjaman Rp 9.5 trilun hingga tahun ini dan mampu melayani 6.125.766 anggota koperasi. Padahal seharusnya dengan jumlah yang cukup banyak itu sebaiknya koperasi Indonesia sudah bisa mendunia, tetapi sayangnya untuk sekarang ini masih belum bisa mendunia seperti yang kita harapkan.

Memang perlu langkah khusus agar Koperasi di Indonesia bisa masuk dalam skala dunia, padahal di tingkat dunia sudah sebanyak 3(K) koperasi kelas dunia tersebar di 28 negara yang mulai berkembang selama 6 tahun terakhir, misalnya di Jepang ada Zen-Non, di Korea ada National Agricultural Cooperative Federation (NACF), di Singapura ada NTUC Income, di AS ada Wakefem Food Corporation dan di Denmark ada Aria Foods. Koperasi kelas dunia tersebut umumnya memiliki kelembagaan yang kuat orientasi kepentingan usaha kepada anggota dan masyarakat umum, menerapkan manajemen usaha yang efisien sehingga jaringan usaha dan pelanggan luas dengan dukung informasi teknologi yang handal.

Para koperasi-koperasi besar dunia itu memiliki volume usaha USS63.445 miliar sampai USS 65,4 miliar dan aset USS 1 X.449 miliar hingga USS 467 miliar. Diharapkan koperasi di Indonesia bisa mengikuti jejak koperasi besar dunia secara perlahan, kinerja koperasi dalam negeri menunjukan perbaikan seperti koperasi simpan pinjam yang sudah menyalurkan dana puluhan triliun.



Sumber : Sentana

Omzet koperasi NTB naik


Ada kabar baik mengenai koperasi di luar Jawa, yaitu di provinsi jauh di NTB / Nusa Tenggara Barat,yaitu adanya program penumbuhan koperasi dan wirausaha baru di Nusa Tenggara Barat berhasil meningkalkan omzet sektor KUKM daerah itu hingga Rp25,5 miliar per tahun. Sungguh jumlah yang dikatakan tidaklah kecil. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Nusa Tenggara Barat Moh. Rusdi mengatakan pihaknya telah mencanangkan program penumbuhan 2.000 koperasi berkualitas dan 10.000 wirausaha baru selama periode 2009-2013. Meski program itu belum terealisasi sepenuhnya, kegiatan usaha dan tenaga kerja yang tercipta sudah menunjukkan peningkatan di mana pada Oktober 2011 total omzet telah mencapai RP25.5 miliar dan total aset tercatat Rp28,5 miliar. Program kewirausahaan ini juga mampu menyerap 91.149 tenaga kerja, terdiri atas 51.152 wanita dan 38.817 laki-laki. Hal ini sesuai sasaran untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka dari itu, jika program ini terus berjalan dengan lancar, pastinya akan terbuka lowongan pekerjaan yang cukup besar untuk koperasi ini.

Hingga kini untuk program koperasi sudah berhasil mengukuhkan 1.214 koperasi berkategori berkualitas atau target penumbuhan koperasi terealisasi 60.70%. Adapun peningkatan wirausaha baru sudah 45,52% atau 45.518 pelaku yang sebagian besar bergerak di bidang perdagangan. Dinas Koperasi dan UMKM NTB juga berupaya menumbuhkan koperasi sehat dengan meningkatkan kualitas SDM koperasi melalui pembimbingan teknis dan pelatihan, selain pendampingan dan penguatan modal.

Sementara itu untuk menumbuhkan wirausaha baru, sudah direkrut 116 orang calon pelaku. Mereka akan mendapat pelatihan untuk meningkatkan skill dan pelatihan. Selain itu pihaknya telah mengumpulkan lebih dari 100 camat untuk sosialiasi program. Disinggung program kemitraan, ada salah satu mitra yang sudah diajak bekerja sama adalah PT Astra, yang sudah beberapa kali melakukan pembimbingan kepada pemuda putus sekolah untuk mempelajari keterampilan di bidang perbengkelan.

Sumber : Bisnis Indonesia

HARAPAN KITA TERHADAP KOPERASI INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG


Jika kita lihat koperasi jaman sekarang ini, apalagi di tahun kemarin yaitu tahun 2011 kuranglah baik. Karena koperasi masih tidak terlalu bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar, koperasi masih banyak belum dikenal di masyarakat dan penempatan koperasi pun belumlah cukup strategis, jadi intinya koperasi Indonesia masih ketinggalan jaman dibandingkan toko-toko lainnya. Padahal koperasi ini banyak sekali manfaatnya, karena keuntungan yang ada di koperasi tidaklah hanya dinikmati oleh konsumennya, tetapi dapat dinikmati oleh anggotanya pula.

Maka dari itu, di sini menurut pandangan saya sendiri beserta ada campuran dari artikel lain ingin menuturkan beberapa harapan saya alias harapan kita untuk koperasi di negri tercinta ini di masa yang akan datang. Berikut harapan-harapan yang diharapkan cepat terwujud di masa depan nanti. Di mana yang pertama, koperasi sebagai program yaitu pengembangan sektor-sektor usaha yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam perjuangan untuk mempertahankan hidupnya. Jadi koperasi sebagai  sektor usaha yang dapat dimanfaatkan masyarakat bahkan bisa untuk mensejahterakan hidupnya, sehingga masyarakat lebih sering mengunjungi koperasi ini. Yang kedua adalah koperasi sebagai gerakan yaitu partisipasi dan pertumbuhan swadaya dari seluruh anggota dan masyarakat koperasi yang pada dasarnya adalah gerakan untuk meningkatkan kualitas sebagai manusia. Jadi selain sebagai sector usaha tadi diharapkan koperasi dapat juga meningkatkan taraf hidup manusia, contohnya dari anggota koperasi, supaya siapapun yang menjadi anggota koperasi tersebut dapat hidup sejahtera dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


sumber : google.co.id