Saat
pertama masuk kampus, ternyata yang dipelajari itu bukanlah mata kuliah biasa
layaknya belajar di dalam kelas, tapi ada juga praktikum yang merupakan mata
kuliah penunjang tetapi belajarnya melalui software-software seperti MYOB
Accounting, Zahir Accounting, Visual Basic dan masih banyak lagi.
Selain
karena adanya software yang membedakan praktikum dengan kuliah lainnya, di
praktikum ini kita tidak diajar dosen melainkan diajar assiten laboratoriumnya
yang memang merupakan mahasiswa di kampus juga. Sungguh saya sangat tertarik,
mulai dari bisa mengajar layaknya dosen, menandatangani dan mencap tugas-tugas
praktikan, mengawasi praktikan saat kuis atau ujian, sampai menjadi programmer.
Karena
saat itu saya masih tingkat satu, maka belum tahu apa-apa bagaimana caranya
menjadi kakak-kakak yang bekerja di laboratorium tersebut, jadi ya saya masih
sebagai mahasiswa biasa saja. Tetapi tiba awal tingkat dua tepatnya pada bulan
Februari 2012 ada teman yang langsung mengabari saya bahwa salah satu
laboratorium membuka lowongan recruitment assisten lab, sangat senang tentunya
saya. Tetapi ternyata saya gagal dan teman saya yang memberi kabar ini justru
lolos dan langsung resmi menjadi assisten lab. Saya sangat sedih, sangat
teramat sedih karena memang dari awal saya sangat ingin menjadi assisten lab
dan keinginan itu dimulai bukan karena ada lowongan itu melainkan memang
semenjak saya hanya sebagai praktikan.
Tetapi
saya tidak begitu saja langsung menyerah, ternyata ada lagi laboratorium lain
yang membuka lowongan dan saya mencoba kembali. Tapi hasilnya sama saja>>gagal.
Dan untuk kali ini lebih sedih dibanding lab lain. Karena saya sudah mengikuti
setengah dari tahap-tahap yang ada dan bukan satu hari saya lewati itu tapi
sampai dua hari. Mulai dari tes tutorial, wawancara dengan kakak lab, tes
solusi, sampai tes tertulis. Mungkin namanya bukan rejeki jadi saya gagal di
tes tertulis.
Lalu
ada lagi lab lain yang membuka lowongan, tentunya saya ingin mencobanya lagi
walaupun ini merupakan kali ketiganya saya melamar. Tapi lagi-lagi hasilnya
sama juga dengan lab-lab sebelumnya yaitu gagal. Dan makin ke sini pun saya
makin sedih karena tahap yang saya lewati cukup banyak dan hanya tinggal satu
tahap lagi menuju penerimaan resmi assisten lab tersebut. Mulai dari tes
tertulis, tes tutorial sampai tes wawancara dengan kakak-kakak lab telah saya
lewati. Tapi apa daya memang belum rejeki saya.
Saya
pun tak ingin menyerah begitu saja, ternyata pada akhir Juli 2012 kemarin ada
lab yang membuka lowongan assisten lab. Tentunya saya ingin mencobanya kembali,
tetapi untuk kali ini saya tidak terlalu berharap banyak karena takut terlalu
sedih bila mengalami kegagalan untuk yang kesekian kalinya. Lalu dimulailah
dari tahap pertama yaitu tes tertulis dan saya sangat pesimis setelah selesai
mengerjakannya, karena soal yang keluar beda sekali dengan apa yang saya
pelajari. Saya pun pesimis, dalam hati pun sudah tersirat kalau lolos ya syukur
kalau tidak lolos ya sudah. Tapi puji Tuhan saya lolos ke tahap selanjutnya,
senang rasanya karena tidak menyangka sama sekali. Lalu lanjut ke tes tutorial,
selesai tes langsung dikatakan bahwa datang kembali pada hari jumat untuk
mengikuti tes wawancara. Sungguh senang rasanya, paling tidak setengah tahap
sudah saya lewati.
Dan
tiba saatnya tes wawancara, saya kira akan wawancara dengan kakak-kakak labnya
terlebih dahulu seperti lab sebelumnya tapi ternyata langsung wawancara dengan
staffnya yang merupakan dosen juga di kampus saya. Benar-benar gugup saya,
karena ada kagetnya juga. Apalagi saat wawancara saya tidak terlalu bisa
menjawab pertanyaan yang ada, bahkan bisa dibilang saya sendiri bingung dengan
apa yang saya katakan selama wawancara. Begitu keluar yang ada di dalam benak
saya hanyalah berserah kepada Yang Maha Esa, karena hanya menurut kehendak-Nya
sajalah semua terjadi.
Satu
jam sampai dua jam terlewati, pengumuman sudah keluar tapi ternyata
pengumumannya untuk anak tingkat satu terlebih dahulu. Ya sudah menunggu lagi,
dan satu jam terlewati lagi-lagi yang keluar pengumumannya bukan untuk anak
tingkat dua melainkan untuk anak tingkat tiga. Ah! Rasanya sudah mau mati saja,
karena lama sekali keluar pengumumannya. Lalu satu jam kembali sudah terlewati
saja, keringat dingin mengucur saat saya menghentakkan kaki menuju pengumuman
yang keluar untuk anak tingkat dua. Dan ternyata, SAYA LOLOS ! SAYA DITERIMA
MENJADI ASSISTEN LAB ! Sungguh senang luar biasa, layaknya mendapatkan uang 1
milyar sepertinya, karena sudah tiga kali berturut-turut saya mengalami
kegagalan dan sudah tiga kali berturut-turut juga menitikkan air mata.
Tiada
henti-hentinya saya mengucapkan thank God thank God, pokoknya senangnya itu
sudah tak dapat diungkapkan dengan kata-kata lagi.
Dengan
adanya kisah ini, diharapkan kepada para pembaca untuk terus mencoba tanpa
pernah menyerah. Dan jangan lupa untuk terus berdoa, mengandalkan Tuhan dan
berusaha semaksimal kemampuan kita. Terima kasih.