Selain kabar baik koperasi seperti artikel di bawah, ternyata ada kabar kurang baik yang didapat dari koperasi di negri tercinta kita ini. Karena dilihat secara jumlah, koperasi di Indonesia masuk dalam tiga besar di Asia. Namun jika dibandingkan dari sisi skala usaha, koperasi di Indonesia belum ada yang mampu menembus JUO besar koperasi di dunia. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat total jumlah koperasi di Indonesia mencapai 186.987 unit usaha dengan anggota 30.479.955 orang. Sementara jumlah koperasi simpan pinjam/koperasi jasa ke uangan (KSP/KJK) berkembang hingga 71.365 dengan tolal pinjaman Rp 9.5 trilun hingga tahun ini dan mampu melayani 6.125.766 anggota koperasi. Padahal seharusnya dengan jumlah yang cukup banyak itu sebaiknya koperasi Indonesia sudah bisa mendunia, tetapi sayangnya untuk sekarang ini masih belum bisa mendunia seperti yang kita harapkan.
Memang perlu langkah khusus agar Koperasi di Indonesia bisa masuk dalam skala dunia, padahal di tingkat dunia sudah sebanyak 3(K) koperasi kelas dunia tersebar di 28 negara yang mulai berkembang selama 6 tahun terakhir, misalnya di Jepang ada Zen-Non, di Korea ada National Agricultural Cooperative Federation (NACF), di Singapura ada NTUC Income, di AS ada Wakefem Food Corporation dan di Denmark ada Aria Foods. Koperasi kelas dunia tersebut umumnya memiliki kelembagaan yang kuat orientasi kepentingan usaha kepada anggota dan masyarakat umum, menerapkan manajemen usaha yang efisien sehingga jaringan usaha dan pelanggan luas dengan dukung informasi teknologi yang handal.Para koperasi-koperasi besar dunia itu memiliki volume usaha USS63.445 miliar sampai USS 65,4 miliar dan aset USS 1 X.449 miliar hingga USS 467 miliar. Diharapkan koperasi di Indonesia bisa mengikuti jejak koperasi besar dunia secara perlahan, kinerja koperasi dalam negeri menunjukan perbaikan seperti koperasi simpan pinjam yang sudah menyalurkan dana puluhan triliun.
Sumber : Sentana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar