FRANCHISING
Pengantar Bisnis
Kelas : 1EB03
Nama Anggota : Lidya Novita 24210018
Purba Claudia Angraeni 25210418
Rini Priani 25210993
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Franchisor dan franchisee
Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.
• Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
• Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba[4].
Jenis waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
• Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
• Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Biaya waralaba
Biaya waralaba meliputi:
• Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
• Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
Waralaba di Indonesia
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya[11] . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut[12]:
• Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
• Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
• Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
• Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
• Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).
Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.
Lain-lain
Di Indonesia waralaba yang berkembang pesat dan masih sangat menguntungkan adalah waralaba di bidang makanan (Wong Solo, Sapo Oriental, CFC, Hip Hop, Red Crispy, Papa Rons dan masih banyak merek lainnya).
• Waralaba berbentuk retail mini outlet (Indomaret, Yomart, AlfaMart) banyak menyebar ke pelosok kampung dan pemukiman padat penduduk.
• Di bidang Telematika atau Information & Communication Technology , juga mulai diminati pada 3 tahun terakhir ini berkembang beberapa bidang waralaba seperti distribusi tinta printer refill/cartridge (Inke, X4Print, Veneta dll) , pendidikan komputer (Widyaloka, Binus) , distribusi peralatan komputer ( Micronics Distribution ) , Warnet / NetCafe (Multiplus, Java NetCafe, Net Ezy) , Kantor Konsultan Solusi JSI , dll.
• Yang juga menguntungkan adalah waralaba di bidang pendidikan (Science Buddies, ITutorNet, Primagama, Sinotif) , terutama taman bermain (SuperKids) dan taman kanak-kanak(FastractKids, Kids2success , Townfor Kids) , Pendidikan Bahasa Inggris (EF/English First, ILP, Direct English), dll.
• Perkembangan merek dan waralaba dalam negeri cukup pesat dan pada pameran pameran franchise di tanah air terlihat banyak merek merek nasional Indonesia bersaing dengan merek global dan regional.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah starbucks, keunggulan atau kelebihan starbucks dibandingkan perusahaan yang lainnya, pemasaran atau promosi dari starbucks, cara berbisnis dengan perusahaan dan negara lain, cabang-cabang dari starbucks, produksi-produksi starbucks, serta bagaimana cara memproduksi starbucks tersebut.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencari data-data mengenai franchise yang telah penulis pilih yaitu starbucks, dengan inti bagaimana starbucks ini menjalankan bisnisnya dalam bidang minuman.
ISI
SEJARAH STARBUCKS
Pada 1983, Howard Schultz yang baru setahun bergabung dengan Starbucks, melakukan lawatan bisnis ke Milan, Italia. Dia tertarik dengan gaya warung-warung kopi di sana, yang menyediakan kehangatan tempat mengobrol, selain berjualan kopi dan espresso yang telah kondang.
Kembali ke Seattle, Schultz mengusulkan Starbucks menirunya. Dalam benaknya, warga Amerika Serikat (AS) pasti menyukai warung-warung kopi seperti itu. Tapi, trio guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker, yang mendirikan Starbucks pada 1971, tak setuju.Alasannya, ide memasukkan bisnis minuman akan menjauhkan perusahaan itu dari fokus utamanya: berdagang biji kopi olahan kualitas tinggi dan peralatan pengolah kopi. Lagi pula, menurut mereka, tempat orang minum kopi adalah di rumah. Schultz, yang begitu yakin dengan idenya, akhirnya keluar dari Starbucks dan mendirikan jaringan warung kopi Il Giornalle pada 1985. Rupanya, pada 1987, trio Baldwin-Siegel-Bowker menyerah dan menjual Starbucks. Dengan bantuan beberapa investor lokal Schultz mendapatkan perusahaan itu. Selanjutnya, Schultz mengubah nama warung-warung kopinya menjadi Starbucks.
Singkat cerita, sampai akhir Maret 2008, Starbucks punya lebih 16.226 outlet di seluruh dunia. Jumlah pegawainya 172.000, dengan total aset US$5,343 miliar dan pendapatan bersih US$72,64 juta (2007). Bahkan, Starbucks kini punya beberapa anak perusahaan: Tazo Tea Company, Seattle’s Best Coffee, Torrefazione Italia, Hear Music dan Ethos Water. Schultz, yang lahir pada 19 Juli 1953, dibesarkan di permukiman miskin Brooklyn, New York. Beasiswa rugby di Northern Michigan University menjadi semacam tiketnya untuk keluar dari impitan kemiskinan. Lulus kuliah, dia melakukan berbagai pekerjaan hingga menjadi manajer operasi Hammarplast (produsen alat mengolah kopi dari Swedia) untuk AS. Pekerjaan itu membawanya berkunjung pada 1981 ke toko kopi terkenal di Seattle, Starbucks, salah satu pembeli setia produk yang dijualnya. Schultz terkesan dengan aroma kopi olahan di toko itu yang aduhai. Akan tetapi, yang lebih memikatnya adalah totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah kopi. “Saya pergi dari tempat itu seraya berkata, ‘Tuhan, betapa hebatnya perusahaan itu, betapa hebatnya kota itu. Saya ingin sekali menjadi bagian darinya’,” kata Schultz mengenang.
Setahun kemudian, impian Schultz terwujud. Bos Starbucks menerimanya dan mengangkatnya sebagai direktur pemasaran dan operasi. Itulah titik balik perjalanan Schultz, dengan misi “menyuguhkan secangkir kopi hebat” kepada dunia. Namun, lekat menempel di bawah tujuan itu adalah, seperti dikemukakannya sendiri, “prinsip membangun sebuah perusahaan dengan jiwa.” Prinsip itu begitu dalam menancap di sanubari Schultz karena getirnya hidup sang ayah. Ayahnya bekerja mati-matian dengan gaji rendah dan sampai akhir hayatnya tetap menderita. “Dia direndahkan dan tidak dihormati. Dia tidak punya asuransi kesehatan dan dia tak mendapat kompensasi ketika terluka saat bekerja,” katanya. Itu sebabnya Schultz menerapkan kebijakan yang tak lazim dalam dunia ritel. Seluruh pegawai, organik ataupun tidak, yang bekerja paling sedikit 20 jam dalam sepekan berhak mendapat tanggungan kesehatan komprehensif, termasuk untuk pasangan dari pegawai yang tak terikat pernikahan sekalipun. Pegawai mendapat opsi kepemilikan saham, termasuk pegawai paruh waktu.
Terapkan CSR
Selain itu, Starbucks juga menjaga komitmen tinggi pada tanggung jawab sosial korporat (corporate social responsibility/CSR). Menurut Orin Smith, pengganti Schultz sebagai CEO pada 2000, CSR menjadi bagian tak terpisahkan dari Starbucks, yang menjadi langganan daftar Fortune’s 100 Best Company. “Tanpa itu, perusahaan kami tak mungkin beroperasi,” kata Smith. Starbucks sangat memedulikan pemangku kepentingan (stakeholders), mulai mitra (pegawai), petani kopi sampai ke pelestarian lingkungan. Dan, kepentingan pemegang saham tetap terpenuhi dengan laju pertumbuhan tinggi. Kepada petani yang meningkatkan standar kualitas, kepedulian lingkungan, sosial dan ekonomi, Starbucks menghadiahinya status “pemasok pilihan” dan membayar harga tertinggi.
Pada 2004, Starbucks membayar rata-rata US$1,20 per pon kopi hijau (belum dipanggang), 74% lebih tinggi dari harga pasar. Dampaknya, petani Kolombia lebih suka menanam kopi daripada koka -bahan kokain yang merusak masyarakat. Starbucks mendorong pertanian berkelanjutan dan keanekaragaman hayati dengan mendukung kopi yang ditanam di bawah naungan hutan (shade-grown). Cara ini bisa menyelamatkan hutan tropis yang mungkin dipakai untuk produksi kopi.
Pada 2002, Starbucks membeli 20 kali lebih banyak kopi jenis ini dari 1999. Pada 2003 jumlahnya naik menjadi 1,8 juta pon dan pada 2004 sebanyak 2,1 juta pon. Untuk upayanya ini, Starbucks dan mitranya, Conservation International, meraih World Summit Business Award for Stustainable Development Partnership.
Pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman Starbucks adalah bahwa dasar moral yang tinggi sesungguhnya sangat menguntungkan. Sebaliknya, booming era 1990-an, rontoknya pasar modal, resesi, dan skandal korporat besar seperti Enron dan World.com, telah menyadarkan banyak orang betapa runyamnya hasil doktrin bisnis kapitalis yang semata-mata bertujuan mencapai keuntungan finansial.
Pada akhirnya, pengalaman ini menunjukkan keniscayaan suatu manajemen bisnis yang menyeimbangkan kecerdasan intelektual dengan isi dan suara hati manusia. Dengan begitu, hasil yang akan muncul adalah pola keteraturan dan manajemen yang berkelanjutan. Ingat, manajemen bukanlah bekerja atas dasar tekanan atau hasil saja, tapi harus bekerja secara alami sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Manajemen yang meniru Allah dalam menata manusia dan alam semesta, dalam rangka menciptakan kemakmuran Bumi sebagai visinya.
Fakta menarik seputar Starbucks
1. Ada lebih dari 87.000 kemungkinan kombinasi minuman.
Kami tahu mereka memiliki menu yang besar, tetapi 87.000 pilihan? Pada tahun 2008, perusahaan meliputi angka ini sebagai bagian dari iklan satu halaman penuh di dua surat kabar nasional. Starbucks juru bicara Lisa Passe menjelaskan bagaimana mereka datang dengan ke seorang blogger Wall Street Journal: ". Jika Anda mengambil semua minuman utama kami, kalikan mereka oleh pengubah dan pilihan penyesuaian, anda mendapatkan lebih dari 87.000 kombinasi"
2. The Cinnamon Chip kue scone memiliki kalori lebih dari Quarter Pounder.
Selain kecakapan kopi nya, Starbucks adalah vendor kue mega. John Moore, yang adalah seorang manajer pemasaran perusahaan di Starbucks pada tahun 2002 dan sekarang menulis blog Brand otopsi mengatakan, "Jika diambil semata-mata sebagai penjual kue kering, itu akan menjadi yang terbesar di AS" Sayangnya, beberapa dari mereka kue-kue lezat datang pada harga tinggi (untuk ukuran pinggang Anda). Sebagai contoh, Cinnamon Chip kue scone mengandung 480 kalori-70 kalori lebih banyak daripada McDonald's Quarter Pounder sandwich. Photo courtesy of iStockphoto.
3. Nama Starbucks mempunyai inspirasi sastra.
Menurut Tuang Hati ke ini: Bagaimana Starbucks Dibangun Perusahaan Satu Piala di Time, ditulis oleh ketua dan CEO Starbucks Howard Schultz, konglomerat itu bernama setelah Starbuck, karakter dalam novel Herman Melville Moby Dick. Tema bahari diperluas untuk logo perusahaan juga, yang kata Schultz terinspirasi oleh sebuah cetak Norse abad ke-16 Photo courtesy of Getty Images "putri duyung dua-ekor, atau sirene.".
4. Senyum adalah bagian dari deskripsi kerja karyawan.
ini berita gembira kecil itu disampaikan oleh Marissa Bea, yang telah bekerja di Seattle dan New York City lokasi selama tiga tahun terakhir. "Buku pegangan karyawan, disebut 'Green Apron,' berbicara tentang menghubungkan, menemukan dan merespons, tersenyum ... sebagai cara untuk ikatan dengan pelanggan," menegaskan Moore. Photo courtesy of iStockphoto.
5. Starbucks membuka dua atau tiga toko baru setiap hari.
Pada tahun 2007 bukunya Starbucked: A Double Tall Tale of Kafein, Perdagangan, dan Budaya, Taylor Clark melaporkan bahwa enam baru Starbucks lokasi dibuka di seluruh dunia setiap hari dan bahwa ini semua bagian dari rencana Schultz untuk mencapai total 40.000 toko di seluruh dunia. Pertumbuhan ini akhirnya akan menurun-terutama karena mortgage baru-baru ini dan keuangan krisis-ke "toko dua-plus" sehari, menurut Presiden Starbucks Global Perkembangan, Arthur Rubinfeld.
6. Tabel ini dirancang dengan pengunjung solo dalam pikiran.
Meja kecil lingkaran sehingga ada sepertinya tidak akan ada "kosong" kursi dan pelanggan makan sendiri tidak merasa-atau muncul-kesepian. "Dalam psikologi lingkungan, meja bundar jauh lebih nyaman dan informal bagi individu, maupun kelompok orang, untuk duduk di," kata Rubinfeld. Dia menambahkan bahwa Starbucks akan segera meluncurkan sebuah bentuk tabel baru: bulat dengan satu straight edge yang memungkinkan tabel harus didorong bersama-sama untuk membuat ruang untuk empat orang. Foto oleh Cupeles Nelson
7. Sebagian besar toko didekorasi sesuai dengan salah satu dari tiga template.
interior merobek dimaksudkan untuk mencerminkan karakter lingkungan sekitarnya. "Memiliki estetika desain yang relevan secara lokal adalah penting," kata Rubinfeld. Ketiga tema untuk memilih dari Heritage ("kayu usang, beton bernoda atau ubin lantai, bangku logam dan pencahayaan pabrik-terinspirasi"); Artisan ("terkena balok baja, batu dinding, pabrik kaca tingkap dan kerajinan kayu dipoles tangan"); dan Daerah Modern ("cerah, seperti loteng, ruang cahaya penuh diselingi dengan perabotan regional terinspirasi dan kain budaya relevan"). Ada juga pilihan keempat, Konsep, yang digunakan dalam "unik" toko dirancang untuk "mengeksplorasi inovasi dalam kedai kopi."
8. Ada ukuran rahasia bukan pada menu.
Cangkir 8-ons disebut "pendek" mungkin tidak terdaftar sebagai pilihan, tapi itu dikenal sebagai "ukuran anak," menurut Moore. Dia menambahkan, "Itu apa kakao anak itu dilayani masuk" Starbucks akan segera menambahkan ukuran yang lebih besar daripada venti ke menu minum es nya. Menurut blog Starbucks Gosip, Starbucks adalah menguji ukuran cup 31-ons disebut "trenta" di Phoenix baru-baru ini Maret tahun ini.
9. Mencatat jam tidak sepenuhnya benar.
Meskipun toko jam berbeda per lokasi-beberapa terbuka jam 5 pagi, yang lain 08:00 mematuhi-Starbucks oleh "Peraturan 10-Menit," menurut Moore. Aturan mengharuskan setiap toko untuk membuka pintu 10 menit sebelum waktu diposting dan dekat 10 menit setelah waktu penutupan. "Ini hanya untuk menyediakan layanan pelanggan yang baik, karena hampir selalu ada seorang pelanggan menunggu Starbucks untuk membuka," kata Moore.
Cabang – cabang starbucks
Starbucks Coffee Company
Starbucks Coffee Company menjanjikan pengalaman berbeda yang akan memperkaya kehidupan setiap orang. Satu momen, satu pelanggan, satu cangkir kopi yang luar biasa di setiap saatnya. Untuk mendapatkan pengalaman Starbucks, kunjungi www.starbucks.com.
Starbucks Coffee Indonesia
Starbucks Coffee Indonesia dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia yang merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Sejak 2002, PT Sari Coffee Indonesia telah memiliki 65 gerai di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogyakarta, dan Medan, dan akan terus mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. Saat ini, dengan lebih dari 1000 partners, Starbucks Coffee Indonesia berkomitmen untuk membawa pengalaman Starbucks (The Starbucks Experience) ke dalam kehidupan pelanggan melalui setiap cangkir yang disuguhkan. Kunjungi kami di www.starbucks.co.id.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)
Saat ini, MAP mengelola lebih dari 600 gerai dengan total area penjualan seluas lebih dari 300.000 m2 di 22 kota besar di Indonesia. Produk yang tersedia di toko-toko yang dikelola MAP terdiri dari sepatu, pakaian, aksesoris, makanan dan minuman dan bahkan buku. Dikenal untuk department store eksklusif dan konsep toko untuk merek-merek internasional di Indonesia, MAP memiliki kemitraan eksklusif dengan SEIBU, Sogo dan Debenhams Department Store; dan juga gerai peralatan dan perlengkapan olah raga serta fashion di antaranya: MaxMara, Habitat, Giorgio Armani, Loewe, Chloe, Salvatore Ferragamo, Tumi, Zara, Massimo Dutti, Pull and Bear, Topman, Topshop, NEXT, Planet Sports, Sports Station, The Athlete’s Foot, Reebok. MAP juga memiliki hak waralaba eksklusif Starbucks, Pizza Marzano, Cold Stone Creamery dan Burger King.
PRINSIP I : LAKUKAN DENGAN CARA ANDA
Starbucks membangun sebuah hubungan personal untuk mengingat KEBUTUHAN DAN SELERA PELANGGAN karena pengetahuan adalah kekuatan (knowledge is power). Dengan bersikap ramah, Starbucks menciptakan sebuah ikatan yang mengundang pelanggan untuk berkunjung dan berkunjung lagi. Di Starbucks, bersikap tulus berarti BERHUBUNGAN, MENEMUKAN, dan MERESPONS. Mendengarkan hanyalah salah satu bagian dari penciptaan hubungan dengan pelanggan. Bisnis juga harus bisa menemukan kebutuhan dan kondisi unik dari setiap pelanggan serta kemudian mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebagian besar bisnis dapat sukses dengan hanya berfokus pada pencarian cara-cara untuk memudahkan hidup pelanggan. Pegawai Starbucks haruslah MEMILIKI WAWASAN, MENYUKAI APA YANG ANDA LAKUKAN, dan BERBAGI WAWASAN kepada orang lain. Kita harus mampu memperkuat pengalaman pelanggan dengan wawasan kita. Salah satu manajer Starbucks mengatakan, “Terdapat pelanggan yang mengirim surat yang menjelaskan bahwa harinya sangat buruk sekali, tetapi setelah mengunjungi Starbucks, dia mendapatkan kebahagiaan dan mampu mengatasi masalahnya”. Orang-orang ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Mereka ingin menjadi bagian dari sesuatu yang dapat menyentuh hatinya.
PRINSIP II : SEMUANYA PENTING
BISNIS RETAIL ADALAH TENTANG DETAIL. Detail kecil kadangkala membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Dan benar-benar tidak ada satu cara pun untuk menyembunyikan mutu yang jelek. Komitmen terhadap detail adalah hal yang sangat penting dalam semua bisnis. Jika anda mengabaikan hal-hal kecil yang dianggap penting oleh orang-orang yang anda layani, anda akan gagal menciptakan pengalaman yang mereka harapkan. Para pemimpin Starbucks sangat peduli pada semua hal seperti lingkungan fisik, mutu produk, perlunya penyusunan prioritas kerja, pentingnya reputasi perusahaan, bahkan budaya yang menyenangkan. Secangkir kopi yang nikmat hanyalah sebagian dari formula kesuksesan Starbucks.
Jika Starbucks bisa menghibur pelanggan dan memberi mereka ide, alat, sesuatu untuk dicari saat mereka keluar dari kedai, maka Starbucks adalah persinggahan yang lebih dari sekedar tempat minum kopi. Keberhasilan Starbucks sebagian dimulai dari kemauan untuk menantang pemikiran konvensional sembari memperhatikan hal-hal detail yang memungkinkan Starbucks untuk berinovasi. Salah satu contohnya ketika perusahaan berusaha mengembangkan kemasan yang sanggup mempertahanan kesegaran kopi, tidak hanya tujuh hari, tapi sampai enam minggu.
Dengan bersikap waspada dan hati-hati terhadap orang yang berhubungan dengan anda, pada akhirnya hal itu akan melindungi bisnis dan merek anda. Lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan menghasilkan anggota staf yang vital dan peduli. Seorang direktur menceritakan pentingnya kebersamaan, kebahagiaan, dan bersenang-senang di kedai, yang pada gilirannya dapat memberikan energi pada pengalaman pelanggan. Ketika CEO dan pemimpin dewan direksi menghargai dan mempraktikkan apresiasi, budaya biasanya berkembang di mana orang saling mengingatkan satu sama lain untuk berbuat baik, dan hal itu dapat meningkatkan sikap yang diharapkan dan menghasilkan keunggulan. Sebagian besar pemimpin perusahaan dapat memperkokoh hubungan emosional antara perusahaan dan para pelanggannya dengan mendengarkan masalah-masalah kemasyarakatan yang menjadi perhatian utama para pelanggan itu. Tetapi percayalah, apapun jenis musiknya, suguhan istimewanya, atau ketersediaan perangkat nirkabelnya, keberhasilan Starbucks tidak terlepas dari toilet-toiletnya yang bersih dan gratis.
PRINSIP III : SURPRISE AND DELIGHT
Starbucks menyentuh kehidupan orang lain. Kesediaan untuk memedulikan orang lain sering menjadi KEJUTAN yang menyenangkan. Seorang petugas mengingatkan seorang CEO Starbucks tentang betapa pentingnya mengingatkan para prajurit yang sedang bertugas bahwa pegawai Starbucks juga memikirkan mereka. Menambahkan senyuman di sana-sini bisa mengubah hari-hari orang lain. Bahkan Starbucks menjadi tempat ketiga setelah rumah dan kantor. Starbucks menyediakan tempat untuk berbincang, berhubungan, dan menyambung kembali hubungan. Selain itu jangan lupakan barang langka dan berharga bernama KONSISTENSI. Ketika sebuah bisnis bisa memenuhi selera sejumlah besar orang secara konsisten, individu lainnya akan ikut bergabung di lokasi tersebut untuk bersenang-senang dengan komunitas. Jadi untuk dapat berhasil, maka CARILAH KEBUTUHAN MASYARAKAT, DAN MASUK, SERTA PENUHILAH. Jangan lupa memberi SURPRISE.
PRINSIP IV : TERBUKA TERHADAP KRITIK
Pendekatan edukasional berkumandang dalam kebudayaan yang sangat menghargai informasi. Harus mengerti apa yang PENTING bagi orang-orang di pasar tersebut dan menunjukkan bahwa mereka memiliki KEPEDULIAN yang tulus terhadap kesejahteraan masyarakat.
Jangan keberatan dikritik. Jika tidak benar, abaikan saja. Jika tidak adil, jangan tersinggung. Jika tidak beralasan, tersenyumlah, jika tidak terbukti itu bukan kritik, pelajarilah. Kritik merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak mengenai apa yang bisa kita lakukan, bagaimana menjadi lebih baik, dan bagaimana menangani masalah secara berbeda. Ketika bersalah, akuilah, perbaikilah, dan tetap pada jalur di mana anda dapat membuat perubahan positif. Starbucks telah belajar untuk tidak mengurangi kritik yang masuk dan mengingkarinya tetapi mendengarkan untuk memetik kesempatan belajar yang datang dari suara-suara tersebut.
Pemimpin yang hebat membuang keangkuhannya dan membuka telinga serta pikiran terhadap masukan dari orang lain, menerima kritikan sebagai sarana pengembangan yang berharga. Namun demikian, pemimpin harus mampu membedakan antara pelanggan yang menginginkan masalahnya segera diselesaikan dengan pelanggan yang tidak akan pernah puas atau berhenti mengeluh.
Ada kalanya terdapat penolakan demi penolakan. Evaluasi yang teliti terhadap penolakan seringkali memengaruhi kesuksesan dan kegagalan. Ada saatnya dalam bisnis ketika penolakan justru membesar di tengah usaha untuk menenangkannya, ini merupakan pertanda bahwa cara terbaik adalah menjauh. Konsep terbuka terhadap kritik banyak menyangkut penghargaan terhadap sudut pandang orang lain. Ketika penolakan tersebut tidak kunjung mereda, saatnya untuk memilih pergi dan berkata akan ada lokasi lain di hari lain.
Reputasi sebuah bisnis atau merek bisa sangat terpengaruh desas-desus, kabar yang tidak sepenuhnya benar, dan kesalahan informasi. Sebelum informasi menyesatkan beraksi, pemimpin harus segera menemukan jalan untuk mengomunikasikan berita yang sebenarnya sehingga semuanya dapat diluruskan. Ketika tragedi WTC 1999, Starbucks tidak mau memberi minuman gratis pada para korban. Hal ini dikritik oleh seorang pelanggan yang mengatakan bahwa perusahaan yang masih saja memikirkan keuntungan di saat krisis seperti itu tidaklah pantas mendapat uang jerih payah orang lain. Untungnya pemimpin Starbucks memahami bahwa sebagian besar orang bersedia memaafkan kesalahan manusia, yang tidak dapat mereka toleransi adalah kegagalan untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atau keengganan untuk memecahkan masalah. Setelah pemilik Starbucks meminta maaf atas sikap mereka, maka masyarakat pun memaafkan.
Starbucks mendorong pegawainya untuk tidak mengajukan pertanyaan ya atau tidak, tetapi bagaimana. Pegawai di semua tingkatan harus membiasakan diri tidak hanya dengan apa yang sedang dikatakan pelanggannya, tapi juga apa yang tidak.
PRINSIP V : LEAVE YOUR MARK
Starbucks ingin memberi kontribusi positif pada komunitas dan lingkungan. Starbucks berkomitmen terhadap peran kepemimpinan berwawasan lingkungan di semua aspek bisnisnya. Starbucks memenuhi misi ini dengan berkomitmen:
• Memahami masalah lingkungan dan berbagi informasi dengan mitra Starbucks.
• Menciptakan solusi inovatif dan fleksibel untuk membawa perubahan.
• Berusaha keras membeli, menjual, menggunakan produk yang ramah lingkungan.
• Menanamkan tanggung jawab terhadap lingkungan sebagai nilai perusahaan.
Starbucks berpendapat bahwa CSR berubah dari masalah kedermawanan menjadi cara Starbucks menjalankan bisnis. Ini sungguh transformasional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
• Masyarakat cenderung berbisnis dengan dan bekerja untuk perusahaan yang memiliki kepedulian sosial.
• Pelamar kerja yang paling berbakat dan berkualitas semakin mempertimbangkan etika serta dukungan perusahaan terhadap masyarakat ketika memilih tempat kerja.
• Keyakinan pegawai tiga kali lipat lebih tinggi pada perusahaan yang secara aktif terlibat dalam masyarakat dibanding yang tidak.
• Ketika lingkungan kerja pegawai selaras dengan nilai-nilai pribadinya, mereka menjadi lebih produktif.
• Perusahaan yang berfokus pada pengaruh lingkungan biasanya dihargai 5% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
• Partisipasi pegawai dalam aktivitas berbasis komunitas dapat memperkuat kerja sama tim, keahlian kepemimpinan, dan identitas perusahaan mereka.
Upaya-upaya peduli masyarakat akan membangkitkan hubungan yang lebih kuat antara Starbucks dengan warga, politisi, serta pemuka daerah. Starbucks diterima sebagai anggota masyarakat yang sejati dan penuh welas asih, bukan sekedar pihak asing yang semata-mata ingin mengeruk keuntungan untuk dibawa pulang ke negerinya sendiri.
Starbucks mencerminkan sebuah budaya kerja yang penuh pemberdayaan dan kemandirian, mengembangkan kesetiaan pelanggan yang konsisten, memberikan imbalan yang lebih dari cukup untuk para pemegang sahamnya yang setia, dan menawarkan sebuah peluang untuk membuat perubahan di dunia ini. Lima prinsip yang dianut oleh Starbucks membuat hari-hari pelanggan menjadi lebih baik dan membuat mereka merasa nyaman berada di Starbucks.
Membangun Brand Ala Starbucks Melalui Kemitraan
Membangun Brand tidak selalu dalam bentuk beriklan di media namun ada juga cara lain yang bisa kita terapkan untuk mendukung perluasan dan penyebaran brand serta produk kita. Starbucks banyak menyebutkan cara-cara yang dilakukan melalui pendekatan emosional kepada entitas di sekitar mereka dengan melakukan intensive communication. Salah satu yang menarik adalah salah satu konsep mereka yang menyebutkan bahwa mitra (karyawan) mereka dipersilahkan membawa pulang satu pon kopi tiap minggunya, sehingga mereka dapat menikmati produk seperti halnya pelanggan.
Konsep ini menarik dan kalau kita perhatikan perusahaan-perusahaan multinasional ada yang menerapkan konsep seperti ini. Perusahaan menyediakan produk yang diberikan kepada karyawan mereka sehingga karyawan mendapatkan experience yang sama seperti halnya mereka memberikan experience kepada pelanggan mereka. Dengan jalan ini perusahaan mendapatkan keuntungan yang strategis, yaitu :
- Kepuasan karyawan
- Promosi gratis
Dari dua alasan di atas saja, investasi perusahaan akan menjadi sebuah investasi yang menarik karena echo-effect dari investasi tersebut tentu akan menjadi luar biasa. Karyawan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan perusahaan akan memberikan kontribusi dan kualitas kerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang memiliki karyawan dengan tingkat kepuasan yang rendah terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Di satu sisi produk hasil produksi yang diberikan kepada karyawan akan memberikan kontribusi promosi yang baik terhadap customer terutama akan meningkatkan kualitas kepercayaan atas produk yang diproduksi. Tentu masih banyak cara-cara sederhana yang dapat digunakan untuk membangun brand usaha Anda disamping cara-cara di atas seperti misalnya social activities, rewards, pendidikan/pelatihan bagi masyarakat sekitar, dsb. Jadi jangan lupa bahwa bisnis bukan semata memperkaya diri, namun juga menunjukkan tanggung jawab terhadap mitra sebagai penggerak roda bisnis Anda. Investasikan nilai-nilai bisnis yang didasari oleh sudut pandang yang berbeda sehingga memberikan Anda perspektif baru yang mampu membangun bisnis anda.
Kesimpulan
Jadi, Starbucks merupakan salah satu frenchise yang ada di Indonesia yang dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia yang merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Starbucks bergerak dalam bidang usaha minuman terutama kopi. Starbucks memiliki beberapa keunggulan dalam berbisnis, yaitu tidak hanya menawarkan kelezatan dan kualitas kopi yang unggul dan makanannya tetapi juga memiliki suasana yang nyaman dan produk-produk serta promosi-promosi yang menarik bagi konsumennya. Tapi Starbucks juga memiliki kelemahan yaitu harga produknya yang relatif mahal. Meskipun harga produk dari Starbucks relative mahal, tetapi Starbucks tetap memiliki banyak peminat yang tersebar di seluruh dunia.
Referensi
http://www.starbucks.co.id/en-US/_About+Starbucks/_Press+Room/Starbucks+Reports+February+Revenues.htm
http://detiker.com
http://www.oppapers.com/essays/Starbucks/115530
http://id.wikipedia.org/wiki/Starbucks
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah%20Bisnis%20Starbuck%20-%20Toko%20Kafe%20Kopi%20Dunia&&nomorurut_artikel=239
http://www.starbucks.co.id/en-US/_About+Starbucks/_Press+Room/Starbucks+Reports+February+Revenues.htm
http://www.masjeha.com/sejarah-bisnis-sturbuck-kafe-kopi-dunia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba
http://www.starbucks.co.id/en-US/_About+Starbucks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar